banjir samarinda

Indonesia merupakan Negara dengan iklim tropis. Semakin maraknya dampak dari Global Warming, menjadikan Indonesia tergolong dalam daerah rawan bencana. Banjir merupakan salah satu kejadian yang sangat sering terjadi di negara ini karena Indonesia merupakan Negara dengan wilayah perairan lebih besar daripada wilayah daratan. Kalimantan Timur merupakan salah satu Provinsi di Negara Indonesia yang memiliki iklim tropika basah dengan curah hujan yang cukup tinggi sekitar 1500 – 4500 mm.tahun-1 (Dinkes, 2012). Hal ini merupakan salah satu pengaruh terjadinya beberapa bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Samarinda, merupakan salah satu kota yang sering mengalami bencana banjir akibat salah satu faktor alam tersebut.

5 (lima) parameter penyebab banjir yang dijadikan acuan dalam penentuan daerah rawan banjir. Parameter-parameter tersebut adalah sebagai berikut :
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Dalam penelitian ini, diperlukan data curah hujan periode 10 tahun yang kemudian diolah menjadi data curah hujan rata-rata tahunan. Pemberian skor berdasarkan kelas curah hujan seperti terlihat pada Tabel 1.
No
Kelas Rata-Rata Curah Hujan Tahunan
Rata-Rata Curah Hujan (mm.tahun-1)
Skor
1
Sangat Basah
> 3.000
9
2
Basah
2.501 – 3.000
7
3
Sedang/Lembab
2.001 – 2.500
5
4
Sedang/Lembab
1.501 – 2.000
3
5
Sedang/Lembab
< 1.500
1
Primayuda (2006) dalam suhardiman (2012).

Penggunaan Lahan Penggunaan lahan merupakan realisasi dari pengaruh aktivitas manusia terhadap sebagian permukaan bumi. Parameter ini merupakan salah satu parameter yang cukup penting sebagai penyebab terjadinya banjir. Hal tersebut disebabkan oleh pesatnya kegiatan pembangunan sehingga berkurangnya daerah serapan air yang dapat menyerap air hujan.

Kemiringan Lahan (Slope) Kemiringan lahan (kelas lereng) merupakan persentase perbandingan antara jarak vertikal (tinggi lahan) dengan jarak horizontal (panjang lahan datar). Kemiringan lahan adalah salah satu indikator penyebab terjadinya banjir, sehingga data tersebut diperlukan untuk mengklasifikasikan daerahdaerah yang memiliki kemiringan lahan rendah yang memungkinkan untuk terjadi banjir karena semakin rendah persentase kemiringan suatu lahan maka semakin besar peluang terjadinya genangan air.

Ketinggian lahan (elevasi) adalah ukuran ketinggian lokasi di atas permukaan laut. Ketinggian lahan memiliki pengaruh terhadap terjadinya banjir. Semakin tinggi suatu daerah maka semakin kecil peluang terjadinya banjir pada daerah tersebut. Berbeda dengan daerah yang memilki ketinggian lahan yang lebih rendah karena pada daerah tersebut akan memiliki peluang banjir yang lebih besar.

Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain.

Lima variabel tersebut akan diberi bobot nilai sesuai dengan seberapa besar pengaruhnya terhadap terjadinya banjir. Semakin besar pengaruhnya maka semakin besar pula bobot yang diberikan

1) Curah Hujan Pembuatan peta parameter curah hujan bertujuan untuk melihat sebaran rata-rata curah hujan tahunan pada wilayah penelitian. Parameter ini diproyeksikan dalam bentuk peta yang dianalisis dengan metode Geostatistical Analyst Krigging


Pada peta tersebut dapat lihat rata-rata curah hujan tahunan yang terendah ada pada wilayah bagian utara Kota Samarinda dan wilayah dengan rata-rata curah hujan tahunan tertinggi berada pada wilayah bagian timur Kota Samarinda.

Analisis Geostatistical Krigging yang digunakan dalam membentuk peta parameter sebaran rata-rata curah hujan tahunan ini menghasilkan kelas berdasarkan interpolasi titik penakar hujan. dapat lihat bahwa daerah dengan rata-rata curah hujan tahunan antara 1.900 - 2.000 mm.tahun-1 memiliki luas 4.371,42 Ha (6,33%). Sedangkan sebagian besar wilayah di Kota Samarinda merupakan daerah dengan rata-rata curah hujan tahunan antara 2.200 - 2.300 mm.tahun-1 dengan luas wilayah mencapai 37.828,05 Ha (54,77%).

2) Kemiringan Lahan. Daerah-daerah dengan kemiringan lahan yang rendah kemungkinan terjadinya banjir jauh lebih besar dibandingkan dengan daerah-daerah dengan kemiringan lahan yang tinggi. Letak Kota Samarinda yang cenderung berada pada dataran rendah, membuat kota ini memiliki kemiringan lahan yang termasuk dalam daerah datar dan landai. Kota Samarinda merupakan kota yang memiliki kemiringan lahan yang cukup landai/datar. Hal ini dapat dilihat bahwa pada kelas kemiringan lahan 0 - 8% memiliki luas hampir setengah dari luasan Kota Samarinda yaitu 41,76% (28.844,76 Ha). Untuk daerah yang memiliki kemiringan lahan curam (daerah bergunung) dengan kemiringan > 40% luas wilayahnya mencapai 2.526,06 Ha atau 3,66% dari luas wilayah total Kota Samarinda.

3) Ketinggian Lahan. Kota Samarinda berada di ketinggian antara 0 – 200 Mdpl (di atas permukaan laut). Berdasarkan garis ketinggiannya, Kota Samarinda terletak pada daerah dataran rendah dan cenderung memiliki topografi yang mendatar. sebagian besar Kota Samarinda berada pada daerah dataran rendah, hal ini dibuktikan dengan luas wilayah pada ketinggian lahan 0- 12,5 mdpl sebesar 35,39% dari luas wilayah Kota Samarinda atau sebesar 24.445,99 Ha. Wilayah dengan dengan ketinggian > 100 mdpl hanya 1.328,88 Ha yang merupakan 1,92 % dari luas wilayah Kota Samarinda.

4) Penggunaan Lahan. Penggunaan lahan di Kota Samarinda berkembang mengikuti pola penyebaran penduduk. Akumulasi penduduk sebagian besar berada pada lokasi-lokasi yang didukung dengan prasarana dan sarana transportasi yang memadai, dan berada pada pusat perdagangan, pusat industri, dan lokasi transmigrasi. luas wilayah untuk penggunaan lahan belukar sebesar 46.179,18 Ha. Selain belukar dengan luas wilayah cukup mendominasi penutupan lahan di Kota Samarinda, penggunaan lahan untuk pemukiman juga memiliki luasan yang lebih tinggi dibanding dengan penggunaan lahan yang lain. Luas wilayah pemukiman di Kota Samarinda mencapai 11.939,42 Ha.

5) Tekstur Tanah. Tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah yang lain seperti permeabilitas tanah, infiltrasi tanah, aliran permukaan, dan lainlain. Tanah dengan tekstur sangat halus akan sulit menyerap air hujan sehingga akan terjadi aliran permukaan (run off) dan peluang terjadinya banjir akan semakin besar. Sebaliknya, tanah dengan tekstur sangat kasar memiliki peluang yang kecil terhadap kejadian banjir karena air hujan meresap ke dalam tanah dengan cepat dan memperkecil terjadinya aliran permukan. sebagian besar tekstur tanah yang ada di Kota Samarinda adalah tekstur dengan jenis agak halus yang luasannya mencapai 53,50% dari total luas Kota Samarinda atau sekitar 36.953,31 Ha. Hal ini menggambarkan bahwa daerah serapan air hujan di Kota Samarinda kurang optimal, karena sifat fisik tekstur tanah cukup mempengaruhi terhadap kejadian banjir. Sehingga kemungkinan terjadi genangan cukup besar. Wilayah kota dengan tekstur kasar memiliki luasan mencapai 8.738,25 Ha.



Tingkat kerawanan banjir merupakan peristiwa terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat pada lahan yang diperoleh berdasarkan nilai kerawanan banjir. Daerah rawan banjir adalah daerah yang memiliki kemungkinan terjadi banjir dalam kurun waktu tertentu dan berpotensi terhadap rusaknya alam yang dilihat dari segi fisik dan klimatologis daerah tersebut. Tingkat kerawanan banjir diperoleh berdasarkan nilai kerawanan banjir yang telah ditentukan pada masing-masing parameter penyebab banjir.

Kota Samarinda merupakan kota yang memiliki kecenderunganrawan terhadap kejadian banjir. Berdasarkan hasil proyeksi peta parameter banjir, masing-masing peta menunjukkan bahwa : 
a. Rata-rata curah hujan tahunan di Kota Samarinda cukup tinggi sehingga mempengaruhi peluang terjadinya banjir
b. Penggunaan lahan diKota Samarinda sebagian besar berupa belukar dan daerah pemukiman yang menyebabkan daerah serapan air hujan menjadi tidak maksimal
c. Derajat kemiringan lahan di Kota Samarinda lebih cenderung datar, sehingga daerah-daerah dengan derajat kemiringan rendah (datar) menjadi daerah yang mudah terjadi banjir
d. Kota Samarinda merupakan kota yang berada di daerah dataran rendah yang sebagian besar besar wilayahnya berada pada ketinggian antara 0-12,5 mdpl. Hal ini menyebabkan banyaknya daerah-daerah yang menjadi area rawan banjir karena posisinya yang rendah
e. Tekstur tanah di Kota Samarinda didominasi dengan jenis tekstur agak halus yang menyebabkan kurang optimalnya tanah menyerap air hujan sehingga menjadi air limpasan

Penanggulangan
1 memberikan edukasi terhadap masyarakat tentang pentingnya das
2 menertibkan pemukiman di daerah sekitar tubuh sungai
3 membuat daerah sunpandan
4 membuat daerah resapan air
5 membuat RTRW sesuai keadaan geologi


sumber :
¾    jurnal PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR DENGAN PENDEKATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB DI KOTA SAMARINDA, Navisatun Halimah (Agroekoteknologi/Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Samarinda)

¾    http://www.arcgis.com/apps/Viewer/index.html?appid=d5cf83e98dc740e581dc645be1bf8b9f

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

pencemaran

UPAYA PEMERINTAH KOTA SAMARINDA DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN SUNGAI KARANG MUMUS DI KECAMATAN SAMARINDA KOTA